Rabu, 28 September 2022

Best Practices PPI PPG Daljab 2022 LPTK Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Aksi 1

 

Lokasi

SMK SAKTI GEMOLONG

Lingkup Pendidikan

SMK

Tujuan yang ingin dicapai

Mendeskripsikan best practices penulis dalam menerapkan pembelajaran dengan model PBL yang berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi menyusun teks laporan hasil observasi sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan.

Penulis

Norma Tri Wibawati

Tanggal

22 Agustus 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Situasi PPI Aksi 1:

Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 merupakan pembelajaran teks. Pada pelajaran Bahasa Indonesia, siswa tidak hanya diajarkan pada pengetahuan bahasa, namun juga sebagai teks yang berfungsi untuk sumber aktualisasi diri. Salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi pembelajaran bebasis teks adalah keterampilan menulis.

Menulis merupakan kegiatan yang penting dalam pembelajaran di sekolah. Dengan keterampilan menulis, siswa dapat mengungkapkan ide, pikiran, serta gagasannya di setiap mata pelajaran melalui tulisan. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus terus dilatih dan praktik secara rutin. Dalam pembelajaran ini, siswa harus mencoba dan berlatih untuk memilih topik, menentukan tujuan, menyusun kerangka karangan, serta menuangkan ie-ide dalam bahasa yang mudah dipahami.

Teks yang dipelajari di kelas X di antaranya teks laporan hasil observasi, teks eksposisi, teks anekdot, cerita rakyat berupa hikayat, teks negosiasi, debat, teks biografi dan puisi. Pada PPI aksi 1, penulis mengangkat teks laporan hasil observasi sebagai topik materi pembelajaran karena teks laporan hasil observasi merupakan teks yang bersifat faktual. Oleh karena itu, tentu teks laporan hasil observasi akan berkaitan dengan fakta, kejadian langsung, dan hasil pengamatan yang terjadi di sekeliling kita. Dengan adanya pemilihan teks ini, siswa diharapkan dapat lebih mudah memahami dan memproduksi teks secara keseluruhan dengan dukungan fakta-fakta ataupun hasil pengamatan objek yang biasa mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya telah melakukan observasi dan wawancara dengan guru serumpun, ternyata ditemukan permasalahan dalam keterampilan menulis teks laporan hasil observasi yang kerap mengalami masalah. Masalah tersebut di antaranya sebagai berikut:

1.      Siswa kesulitan  memulai dan mengembangkan ide. Pada saat diberi tugas untuk memulai dan mengembangkan tema bebas, siswa hanya diberi tanpa media berupa gambar maupun video. Selain itu, siswa tidak diperintahkan untuk mengamati langsung objek secara langsung dalam proses observasi.

2.      Siswa masih banyak kekurangan dalam menerapkan aturan kebahasaan, misalnya penggunaan huruf besar, kata depan, tanda baca.

3.      Siswa merasa kesulitan dalam menyusun kerangka teks. Guru hanya memberikan penjelasan singkat mengenai cara menyusun teks laporan hasil observasi. Oleh karena itu, perlu adanya model pembelajran yang dapat membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.

4.      Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan belum diterapkannya model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas menulis siswa. Dalam pembelajaran, guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan terhadap materi yang disampaikan.

Dari permasalahan-permasalahan di atas, maka praktik pembelajaran inovatif dalam PPI aksi 1 ini penting untuk dilakukan. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, siswa diharapkan dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa diminta untuk memecahkan masalah, salah satunya dengan media botol minuman kemasan. Dengan melakukan pengamatan terhadap botol minuman kemasan yang memuat berbagai informasi, siswa akan lebih mampu untuk menentukan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan yang menarik.

Guru dalam hal ini berperan untuk memotivasi, mendidik, dan memberi informasi, dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan budaya tulis-menulis pada diri siswa, khususnya dalam kaitannya dengan menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan strutur dan kaidah kebahasaannya.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan:

1.      Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang hidup dan aktif.

2.      Siswa dengan berbagai kemampuan kognitif yang berbeda dan karakteristik yang berbeda juga menjadi tantangan bagi guru. Bagaimana caranya agar guru tidak pilih kasih dan tidak membeda-bedakan antara siswa yang pintar, sedang, maupun yang kognitifnya kurang.

3.      Guru juga harus mampu menuangkan ide/gagasan bagaimana dia dapat menuangkan ide dan gagasanya dan dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga ide dan gagasan tersebut bukan hanya dapat disampaikan ketika yang bersangkutan berada didepan kelas, namun juga dapat dibaca oleh siswanya.

4.      Guru harus berhasil dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena selama ini guru jarang melaksanakan pembelajaran dengan model PBL.

5.      Guru harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa.

6.      Melaksanakan pembelajaran di kelas dengan dipantau oleh dosen pembimbing dan guru pamong melalui sit in google meet juga menjadi tantangan tersendiri bagi saya yang jarang sekali disupervisi oleh kepala sekolah maupun WKS kurikulum. Sehingga harus benar-benar melakukan yang terbaik hingga pembelajaran bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan.

7.      Pembelajaran harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan RPP. Jika dalam pembelajaran sehari-hari RPP hanya dijadikan sebagai pemenuhan syarat administrasi, sedangkan dalam pembelajaran tidak terlalu diperhatikan maka tentu praktik yang diilakukan pada PPI ini juga menjadi tantangan tersendiri.

8.      Kemampuan guru dalam memanagement waktu selama 60 menit, namun materi pembelajaran harus dapat disampaikan secara menyeluruh.

9.      Kemampuan guru dalam menerapkan IT dalam pembelajaran.  

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Aksi:

1.      Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan

a.       Guru menerapakan model pembelajaran PBL dengan sintaks pemebelajaran yang sudah tersistematis.

b.      Siswa diminta untuk membawa minuman kemasan dari rumah yang akan digunakan sebagai objek menulis teks laporan hasil observasi.

c.       Guru memutarkan video Yakult yang menarik bagi siswa dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari, yaitu menyusun teks laporan hasil observasi.

d.      Guru juga menampilkan materi pembelajaran dalam PPT, karena selama ini guru lebih sering menuliskan pokok-pokok materi di white board.

e.       Siswa melakukan diskusi kelompok untuk saling bertukar pendapat, ide/gagasan.

f.        Siswa mencermati sumber-sumber informasi yang bisa ditulis dalam sebuah teks laporan hasil observasi.

2.      Strategi yang digunakan siswa melakukan diskusi kelompok, menemukan sumber  informasi dari botol minuman kemasan dan menuliskannya ke dalam teks Laporan Hasil Observasi yang utuh sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan, di akhir pembelajaran siswa juga mempresentasikan hasil tulisannya dan saling menanggapi.

3.      Sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi:

a.       LCD/Proyektor

b.      Laptop

c.       Video yakult

d.      Botol minuman kemasan

4.      Pihak yang terlibat dalam praktik PPI aksi 1:

a.       Siswa kelas X TKJ B sebanyak 16 anak sebagai siswa model.  

b.      Teman sejawat, di antaranya:

1)      Betty Kusumawati, S.Pd yang membantu menyetting tempat dan berbagai alat yang digunakan dalam proses pembelajaran.

2)      Umiyarti Solikhah, S.Pd yang membantu dalam proses perekaman video dan memantau google meet.

3)      Diandini Etika Permatasari (petugas perpustkaan) yang membantu dalam proses perekaman video dan editing.

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Refleksi hasil dan dampak PPI 1:

Kasus yang ditemukan pada PPI aksi 1 di antaranya siswa masih merasa belum bebas berekspresi karena tersorot kamera, guru belum maksimal dalam menggali kemampuan siswa sehingga pembelajaran HOTS belum bisa maksimal, suasana kelas kurang hidup. Namun,  Langkah-langkah yang dilakukan ini membawa dampak yang efektif dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih mudah dalam menuangkan ide/gagasan dalam menulis teks laporan hasil observasi melalui kegiatan mengamati objek botol minuman kemasan, kemampuan literasi dan numerasi melalui kegiatan pengamatan objek botol minuman kemasan tersebut juga meningkat. Siswa dapat memproduksi teks laporan hasil obervasi yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan dengan bantuan media berupa botol minuman kemasan.

Respon guru serumpun saat melihat rekaman proses pembelajaran terkait dengan startegi PPI aksi 1, yaitu pembelajaran berhasil. Hanya saja, beliau menyatakan bahwa media yang digunakan sebaiknya adalah media yang lebih menarik lagi. Penggunaan IT tidak hanya sebatas pada materi yang disajikan melalui PPT maupun audiovisual di awal pembelajaran. Guru juga harus bisa memilih media berbasis IT dalam kegiatan menulis teks laporan hasil observasi. Misalnya, siswa dapat menyajikan tulisan yang telah disusun tersebut menggunakan powtoon yang bisa diunggah di media sosial yang dimiliki siswa seperti IG, youtube, tiktok, bahkan website sekolah.

Keterbatasan waktu dan fasilitas IT yang dimiliki siswa menjadi faktor kenapa pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi hanya baru sampai pada menulis di LKPD, belum mampu menyajikan teks berbasis IT.

Pembelajaran ini membawa dampak positif bagi beberapa pihak, di antaranya sebagai berikut:

1.      Bagi guru

a.       Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif.

b.      Guru mampu menciptakan suasana yang lebih hidup karena mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif didukung dengan penerapan media berbasis IT yang menarik minat siswa untuk belajar.

c.       Guru dapat mengevaluasi siswa dalam pembelajaran secara lebih objektif.

2.      Bagi siswa

a.       Siswa percaya diri untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan melalui diskusi kelompok.

b.      Siswa lebih aktif dan kreatif.

c.       Hasil belajar siswa meningkat.

3.      Bagi sekolah

a.       Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat diterapkan oleh guru lain yang belum menerapkan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Aksi 2

 

Lokasi

SMK SAKTI GEMOLONG

Lingkup Pendidikan

SMK

Tujuan yang ingin dicapai

Mendeskripsikan best practices penulis dalam menerapkan pembelajaran dengan model PBL yang berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot.

Penulis

Norma Tri Wibawati

Tanggal

26 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Situasi PPI Aksi 2:

Pendidikan merupakan upaya memberdayakan siswa untuk berkembang menjadi manusia yang seutuhnya, yaitu menjunjung tinggi dan memegang teguh norma dan nilai. Siswa merupakan penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar tersebut terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa dapat berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, perilaku manusia dalam kehidupan sosial, atau hal-hal lain yang dapat dijadikan bahan belajar. Kegiatan belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Bahkan, tanpa kita sadari sebenarnya kita sudah sering melakukan kegiatan belajar di dunia ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak kejadian yang menuai sebuah kritik maupun protes dari masyarakat terkait dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan adanya media yang tepat untuk menyampaikan sebuah kritik yang dapat diterima oleh masyarakat tanpa menyinggung perasaan orang yang sedang dikritik. Untuk menyampaikan kritik tersebut dapat menggunakan sebuah anekdot. Saat ini, anekdot tidak hanya digunakan untuk menyampaikan hiburan tetapi juga sebagai media pembelajaran.

Salah satu pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK kelas X semester 1 adalah pembelajaran teks anekdot, yaitu KD 3.6 “Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.” Dengan pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat menelaah sebuah teks sehingga dapat melatih daya berpikir kritis, meningkatkan pemahaman terhadap sebuah teks, hingga akhirnya mampu menciptakan sebuah teks.

Namun, pada kenyataannya kasus kesulitan belajar yang terjadi pada kelas X di SMK Sakti Gemolong adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menelaah/menganalisis sebuah teks, baik struktur maupun aspek kebahasaan. Siswa tidak terbiasa dengan diskusi kelompok, kurang antusias dan kurang aktif dalam mempelajari materi anekdot. Masalah lain juga muncul karena guru jarang memanfaatkan media pembelajaran berbasis IT yang sebenarnya bisa menarik perhatian siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, guru juga jarang menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Guru cenderung monoton dalam menyampaikan pembelajaran sehingga dampaknya siswa juga menjadi kurang aktif dan tidak semangat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut, saya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran menganalisis struktur dan aspek kebahasaan teks anekdot. Pembelajaran PPI aksi 2 ini siswa menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot sesuai dengan sintaks pada pembelajaran PBL. Selain itu, saya juga mencoba untuk mengaplikasikan media pembelajaran yang menarik dan berbasis IT. Hal tersebut harapannya adalah siswa lebih dapat mengembangkan keterampilan dalam menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot. Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan permasalahan.

Guru dalam hal ini berperan untuk memotivasi, mendidik, dan memberi informasi, dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan budaya tulis-menulis pada diri siswa, khususnya dalam kaitannya dengan menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan:

1.      Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang hidup dan aktif.

2.      Siswa dengan berbagai kemampuan kognitif yang berbeda dan karakteristik yang berbeda juga menjadi tantangan bagi guru. Bagaimana caranya agar guru tidak pilih kasih dan tidak membeda-bedakan antara siswa yang pintar, sedang, maupun yang kognitifnya kurang.

3.      Guru harus berhasil dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena selama ini guru jarang melaksanakan pembelajaran dengan model PBL.

4.      Guru harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa.

5.      Melaksanakan pembelajaran di kelas dengan dipantau oleh dosen pembimbing dan guru pamong melalui sit in google meet juga menjadi tantangan tersendiri bagi saya yang jarang sekali disupervisi oleh kepala sekolah maupun WKS kurikulum. Sehingga harus benar-benar melakukan yang terbaik hingga pembelajaran bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan.

6.      Pembelajaran harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan RPP. Jika dalam pembelajaran sehari-hari RPP hanya dijadikan sebagai pemenuhan syarat administrasi, sedangkan dalam pembelajaran tidak terlalu diperhatikan maka tentu praktik yang diilakukan pada PPI ini juga menjadi tantangan tersendiri.

7.      Kemampuan guru dalam memanagement waktu selama 60 menit, namun materi pembelajaran harus dapat disampaikan secara menyeluruh.

8.      Kemampuan guru dalam menerapkan IT dalam pembelajaran.  

 

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Aksi:

Langkah-langkah yang digunakan untuk menghadapi tantangan:

1.      Guru menerapkan model pembelajaran inovatif melalui model Problem Based Learning dengan sintaks sebagai berikut:

a.       Mengorientasi siswa kepada masalah dengan mencermati video anekdot dan materi aspek kebahasaan teks anekdot melalui tayangan PPT dan kegiatan berliterasi melalui buku siswa dan melakukan tanya jawab.

b.      Mengorganisasikan siswa untuk berdiskusi menyelesaikan masalah mengenai analisis aspek kebahasaan dalam LKPD yang sudah disiapkan.

c.       Guru memberikan bimbingan dalam kelompok diskusi.

d.      Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya melalui presentasi kelompok.

e.       Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dalam menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot.

2.      Sumber daya yang diperlukan di antaranya sebagai berikut:

a.       Buku paket Bahasa Indonesia kelas X.

b.      Video anekdot “Guru Mah Bebas”.

c.       LCD/Proyektor

3.      Memilih strategi pembelajaran menggunakan video yang menarik yang mengandung TPACK dan pengguanaan media PPT.

4.      Pihak yang terlibat dalam praktik PPI aksi 1:

a.    Siswa kelas X TKJ B sebanyak 16 anak sebagai siswa model.  

b.   Teman sejawat, di antaranya:

1)      Betty Kusumawati, S.Pd yang membantu menyetting tempat dan berbagai alat yang digunakan dalam proses pembelajaran.

2)      Umiyarti Solikhah, S.Pd yang membantu dalam proses perekaman video dan memantau google meet.

3)      Diandini Etika Permatasari (petugas perpustkaan) yang membantu dalam proses perekaman video dan editing.

 

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Refleksi hasil dan dampak PPI 2:

 Pembelajaran menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat berjalan dengan efektif. Siswa mampu terlibat lebih aktif dalam pembelajaran. Apalagi, di awal pembelajaran siswa juga disuguhkan dengan video anekdot yang menarik dan menggelitik. Pemutaran video anekdot tersebut dapat membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa juga lebih mudah menangkap informasi yang berkaitan dengan aspek kebahasaan teks anekdot melalui video yang ditampilkan.

Melalui pembelajaran PBL dan media berbasis IT, siswa juga bisa lebih mudah memahami aspek kebahasaan. Siswa sangat antusias dalam memberikan contoh-contoh dari masing-masing aspek kebahasaan yang terdapat pada teks anekdot. Setelah kegiatan tanya jawab, siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok diskusi. Kemudian mendiskusikan teks anekdot yang disediakan dalam LKPD. Siswa terlibat dalam diskusi secara aktf dan berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa juga berlatih untuk memberikan tanggapan dan bagaimana cara merespon tanggapan kelompok lain dengan baik.

Dengan pembelajaran ini, hasil belajar siswa mengalami kenaikan dengan rata-rata nilai 85. Penerapan model pembelajaran PBL dan media berbasis IT ini tentunya membawa dampak positif, baik bagi siswa, guru, sekolah, maupun masyarakat.

Pembelajaran ini membawa dampak positif bagi beberapa pihak, di antaranya sebagai berikut:

1.      Bagi guru

a.       Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif.

b.      Guru mampu menciptakan suasana yang lebih hidup karena mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif didukung dengan penerapan media berbasis IT yang menarik minat siswa untuk belajar.

c.       Guru dapat mengevaluasi siswa dalam pembelajaran secara lebih objektif.

2.      Bagi siswa

a.       Siswa percaya diri untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan melalui diskusi kelompok dalam menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot.

d.      Siswa lebih aktif dan kreatif.

e.       Hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

3.      Bagi sekolah

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat diterapkan oleh guru lain yang belum menerapkan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran