Menyusun
Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Aksi 1
Lokasi |
SMK SAKTI GEMOLONG |
Lingkup Pendidikan |
SMK |
Tujuan yang ingin dicapai |
Mendeskripsikan
best practices penulis dalam menerapkan pembelajaran dengan model PBL
yang berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi
menyusun teks laporan hasil observasi sesuai dengan struktur dan kaidah
kebahasaan. |
Penulis |
Norma Tri Wibawati |
Tanggal |
22 Agustus 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung
jawab anda dalam praktik ini. |
Situasi PPI Aksi 1: Pembelajaran bahasa
Indonesia pada kurikulum 2013 merupakan pembelajaran teks. Pada pelajaran
Bahasa Indonesia, siswa tidak hanya diajarkan pada pengetahuan bahasa, namun
juga sebagai teks yang berfungsi untuk sumber aktualisasi diri. Salah satu
keterampilan berbahasa yang menjadi pembelajaran bebasis teks adalah
keterampilan menulis. Menulis merupakan kegiatan
yang penting dalam pembelajaran di sekolah. Dengan keterampilan menulis,
siswa dapat mengungkapkan ide, pikiran, serta gagasannya di setiap mata
pelajaran melalui tulisan. Keterampilan menulis tidak akan datang secara
otomatis, melainkan harus terus dilatih dan praktik secara rutin. Dalam
pembelajaran ini, siswa harus mencoba dan berlatih untuk memilih topik,
menentukan tujuan, menyusun kerangka karangan, serta menuangkan ie-ide dalam
bahasa yang mudah dipahami. Teks yang dipelajari di
kelas X di antaranya teks laporan hasil observasi, teks eksposisi, teks
anekdot, cerita rakyat berupa hikayat, teks negosiasi, debat, teks biografi
dan puisi. Pada PPI aksi 1, penulis mengangkat teks laporan hasil observasi
sebagai topik materi pembelajaran karena teks laporan hasil observasi
merupakan teks yang bersifat faktual. Oleh karena itu, tentu teks laporan
hasil observasi akan berkaitan dengan fakta, kejadian langsung, dan hasil
pengamatan yang terjadi di sekeliling kita. Dengan adanya pemilihan teks ini,
siswa diharapkan dapat lebih mudah memahami dan memproduksi teks secara
keseluruhan dengan dukungan fakta-fakta ataupun hasil pengamatan objek yang
biasa mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Saya telah melakukan
observasi dan wawancara dengan guru serumpun, ternyata ditemukan permasalahan
dalam keterampilan menulis teks laporan hasil observasi yang kerap mengalami
masalah. Masalah tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Siswa kesulitan memulai dan mengembangkan ide. Pada saat
diberi tugas untuk memulai dan mengembangkan tema bebas, siswa hanya diberi
tanpa media berupa gambar maupun video. Selain itu, siswa tidak diperintahkan
untuk mengamati langsung objek secara langsung dalam proses observasi. 2. Siswa masih banyak kekurangan dalam
menerapkan aturan kebahasaan, misalnya penggunaan huruf besar, kata depan,
tanda baca. 3. Siswa merasa kesulitan dalam
menyusun kerangka teks. Guru hanya memberikan penjelasan singkat mengenai
cara menyusun teks laporan hasil observasi. Oleh karena itu, perlu adanya
model pembelajran yang dapat membantu siswa untuk membangun pengetahuannya
sendiri. 4. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran
yang dapat menarik perhatian siswa dan belum diterapkannya model pembelajaran
yang dapat meningkatkan kreativitas menulis siswa. Dalam pembelajaran, guru
lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan terhadap
materi yang disampaikan. Dari
permasalahan-permasalahan di atas, maka praktik pembelajaran inovatif dalam
PPI aksi 1 ini penting untuk dilakukan. Dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning, siswa diharapkan dapat menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran. Siswa diminta untuk memecahkan masalah, salah satunya
dengan media botol minuman kemasan. Dengan melakukan pengamatan terhadap
botol minuman kemasan yang memuat berbagai informasi, siswa akan lebih mampu
untuk menentukan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan yang menarik. Guru dalam hal ini
berperan untuk memotivasi, mendidik, dan memberi informasi, dan
memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan budaya tulis-menulis pada
diri siswa, khususnya dalam kaitannya dengan menulis teks
laporan hasil observasi berdasarkan strutur dan kaidah kebahasaannya. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut? Siapa saja yang terlibat, |
Tantangan: 1.
Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang hidup dan aktif. 2.
Siswa dengan berbagai kemampuan kognitif yang berbeda dan
karakteristik yang berbeda juga menjadi tantangan bagi guru. Bagaimana
caranya agar guru tidak pilih kasih dan tidak membeda-bedakan antara siswa
yang pintar, sedang, maupun yang kognitifnya kurang. 3.
Guru juga harus mampu menuangkan ide/gagasan bagaimana
dia dapat menuangkan ide dan gagasanya dan dituangkan dalam bentuk tulisan,
sehingga ide dan gagasan tersebut bukan hanya dapat disampaikan ketika yang
bersangkutan berada didepan kelas, namun juga dapat dibaca oleh siswanya. 4.
Guru
harus berhasil dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) karena selama ini guru jarang melaksanakan pembelajaran dengan
model PBL. 5.
Guru
harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik
siswa. 6.
Melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan dipantau oleh dosen pembimbing dan guru pamong
melalui sit in google meet juga menjadi tantangan tersendiri
bagi saya yang jarang sekali disupervisi oleh kepala sekolah maupun WKS
kurikulum. Sehingga harus benar-benar melakukan yang terbaik hingga
pembelajaran bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan. 7.
Pembelajaran
harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan RPP. Jika dalam pembelajaran
sehari-hari RPP hanya dijadikan sebagai pemenuhan syarat administrasi,
sedangkan dalam pembelajaran tidak terlalu diperhatikan maka tentu praktik
yang diilakukan pada PPI ini juga menjadi tantangan tersendiri. 8.
Kemampuan
guru dalam memanagement waktu selama 60 menit, namun materi pembelajaran
harus dapat disampaikan secara menyeluruh. 9.
Kemampuan
guru dalam menerapkan IT dalam pembelajaran. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini |
Aksi: 1.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan a. Guru menerapakan model pembelajaran
PBL dengan sintaks pemebelajaran yang sudah tersistematis. b. Siswa diminta untuk membawa minuman
kemasan dari rumah yang akan digunakan sebagai objek menulis teks laporan
hasil observasi. c. Guru memutarkan video Yakult yang
menarik bagi siswa dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari,
yaitu menyusun teks laporan hasil observasi. d. Guru juga menampilkan materi
pembelajaran dalam PPT, karena selama ini guru lebih sering menuliskan
pokok-pokok materi di white board. e. Siswa melakukan diskusi kelompok
untuk saling bertukar pendapat, ide/gagasan. f.
Siswa mencermati sumber-sumber informasi yang bisa ditulis dalam
sebuah teks laporan hasil observasi. 2.
Strategi yang digunakan siswa melakukan diskusi kelompok, menemukan
sumber informasi dari botol minuman
kemasan dan menuliskannya ke dalam teks Laporan Hasil Observasi yang utuh
sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan, di akhir pembelajaran siswa
juga mempresentasikan hasil tulisannya dan saling menanggapi. 3.
Sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi: a. LCD/Proyektor b. Laptop c. Video yakult d. Botol minuman kemasan 4.
Pihak yang terlibat dalam praktik PPI aksi 1: a. Siswa kelas X TKJ B sebanyak 16
anak sebagai siswa model. b. Teman sejawat, di antaranya: 1) Betty Kusumawati, S.Pd yang
membantu menyetting tempat dan berbagai alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran. 2) Umiyarti Solikhah, S.Pd yang
membantu dalam proses perekaman video dan memantau google meet. 3) Diandini Etika Permatasari (petugas
perpustkaan) yang membantu dalam proses perekaman video dan editing. |
Refleksi Hasil dan
dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain
terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan
atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut |
Refleksi hasil dan dampak PPI 1: Kasus yang ditemukan pada
PPI aksi 1 di antaranya siswa masih merasa belum bebas berekspresi karena
tersorot kamera, guru belum maksimal dalam menggali kemampuan siswa sehingga
pembelajaran HOTS belum bisa maksimal, suasana kelas kurang hidup. Namun, Langkah-langkah yang dilakukan ini membawa
dampak yang efektif dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih mudah dalam
menuangkan ide/gagasan dalam menulis teks laporan hasil observasi melalui
kegiatan mengamati objek botol minuman kemasan, kemampuan literasi dan
numerasi melalui kegiatan pengamatan objek botol minuman kemasan tersebut
juga meningkat. Siswa dapat memproduksi teks laporan hasil obervasi yang
sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan dengan bantuan media berupa
botol minuman kemasan. Respon guru serumpun saat
melihat rekaman proses pembelajaran terkait dengan startegi PPI aksi 1, yaitu
pembelajaran berhasil. Hanya saja, beliau menyatakan bahwa media yang
digunakan sebaiknya adalah media yang lebih menarik lagi. Penggunaan IT tidak
hanya sebatas pada materi yang disajikan melalui PPT maupun audiovisual di
awal pembelajaran. Guru juga harus bisa memilih media berbasis IT dalam
kegiatan menulis teks laporan hasil observasi. Misalnya, siswa dapat
menyajikan tulisan yang telah disusun tersebut menggunakan powtoon
yang bisa diunggah di media sosial yang dimiliki siswa seperti IG, youtube,
tiktok, bahkan website sekolah. Keterbatasan waktu dan fasilitas
IT yang dimiliki siswa menjadi faktor kenapa pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi hanya baru sampai pada menulis di LKPD, belum mampu
menyajikan teks berbasis IT. Pembelajaran ini membawa
dampak positif bagi beberapa pihak, di antaranya sebagai berikut: 1. Bagi guru a. Guru menjadi lebih kreatif dan
inovatif. b. Guru mampu menciptakan suasana yang
lebih hidup karena mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif didukung
dengan penerapan media berbasis IT yang menarik minat siswa untuk belajar. c. Guru dapat mengevaluasi siswa dalam
pembelajaran secara lebih objektif. 2. Bagi siswa a. Siswa percaya diri untuk menyampaikan
pendapat, ide, gagasan melalui diskusi kelompok. b. Siswa lebih aktif dan kreatif. c. Hasil belajar siswa meningkat. 3. Bagi sekolah a. Penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning ini dapat diterapkan oleh guru lain yang belum menerapkan
model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran. |
Menyusun
Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Aksi 2
Lokasi |
SMK SAKTI GEMOLONG |
Lingkup Pendidikan |
SMK |
Tujuan yang ingin dicapai |
Mendeskripsikan
best practices penulis dalam menerapkan pembelajaran dengan model PBL
yang berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi
menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot. |
Penulis |
Norma Tri Wibawati |
Tanggal |
26 September 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung
jawab anda dalam praktik ini. |
Situasi PPI Aksi 2: Pendidikan merupakan upaya
memberdayakan siswa untuk berkembang menjadi manusia yang seutuhnya, yaitu
menjunjung tinggi dan memegang teguh norma dan nilai. Siswa merupakan penentu
terjadinya proses belajar. Proses belajar tersebut terjadi karena siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari
oleh siswa dapat berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, perilaku manusia
dalam kehidupan sosial, atau hal-hal lain yang dapat dijadikan bahan belajar.
Kegiatan belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Bahkan, tanpa
kita sadari sebenarnya kita sudah sering melakukan kegiatan belajar di dunia
ini. Dalam kehidupan
sehari-hari, ada banyak kejadian yang menuai sebuah kritik maupun protes dari
masyarakat terkait dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Oleh karena
itu, diperlukan adanya media yang tepat untuk menyampaikan sebuah kritik yang
dapat diterima oleh masyarakat tanpa menyinggung perasaan orang yang sedang
dikritik. Untuk menyampaikan kritik tersebut dapat menggunakan sebuah
anekdot. Saat ini, anekdot tidak hanya digunakan untuk menyampaikan hiburan
tetapi juga sebagai media pembelajaran. Salah satu pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMK kelas X semester 1 adalah pembelajaran teks anekdot,
yaitu KD 3.6 “Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.” Dengan
pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat menelaah sebuah teks sehingga
dapat melatih daya berpikir kritis, meningkatkan pemahaman terhadap sebuah
teks, hingga akhirnya mampu menciptakan sebuah teks. Namun, pada kenyataannya
kasus kesulitan belajar yang terjadi pada kelas X di SMK Sakti Gemolong
adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menelaah/menganalisis sebuah teks,
baik struktur maupun aspek kebahasaan. Siswa tidak terbiasa dengan diskusi
kelompok, kurang antusias dan kurang aktif dalam mempelajari materi anekdot.
Masalah lain juga muncul karena guru jarang memanfaatkan media pembelajaran
berbasis IT yang sebenarnya bisa menarik perhatian siswa agar terlibat aktif
dalam pembelajaran. Di samping itu, guru juga jarang menerapkan model
pembelajaran yang inovatif. Guru cenderung monoton dalam menyampaikan
pembelajaran sehingga dampaknya siswa juga menjadi kurang aktif dan tidak
semangat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan
tersebut, saya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dalam pembelajaran menganalisis struktur dan aspek
kebahasaan teks anekdot. Pembelajaran PPI aksi 2 ini siswa menganalisis aspek
kebahasaan teks anekdot sesuai dengan sintaks pada pembelajaran PBL.
Selain itu, saya juga mencoba untuk mengaplikasikan media pembelajaran yang
menarik dan berbasis IT. Hal tersebut harapannya adalah siswa lebih dapat
mengembangkan keterampilan dalam menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot.
Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan
permasalahan. Guru dalam hal ini
berperan untuk memotivasi, mendidik, dan memberi informasi, dan
memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan budaya tulis-menulis pada
diri siswa, khususnya dalam kaitannya dengan menganalisis aspek
kebahasaan teks anekdot. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut? Siapa saja yang terlibat, |
Tantangan: 1.
Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang hidup dan aktif. 2.
Siswa dengan berbagai kemampuan kognitif yang berbeda dan
karakteristik yang berbeda juga menjadi tantangan bagi guru. Bagaimana
caranya agar guru tidak pilih kasih dan tidak membeda-bedakan antara siswa
yang pintar, sedang, maupun yang kognitifnya kurang. 3.
Guru
harus berhasil dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) karena selama ini guru jarang melaksanakan pembelajaran dengan
model PBL. 4.
Guru
harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik
siswa. 5.
Melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan dipantau oleh dosen pembimbing dan guru pamong
melalui sit in google meet juga menjadi tantangan tersendiri
bagi saya yang jarang sekali disupervisi oleh kepala sekolah maupun WKS
kurikulum. Sehingga harus benar-benar melakukan yang terbaik hingga
pembelajaran bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan. 6.
Pembelajaran
harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan RPP. Jika dalam pembelajaran
sehari-hari RPP hanya dijadikan sebagai pemenuhan syarat administrasi,
sedangkan dalam pembelajaran tidak terlalu diperhatikan maka tentu praktik
yang diilakukan pada PPI ini juga menjadi tantangan tersendiri. 7.
Kemampuan
guru dalam memanagement waktu selama 60 menit, namun materi pembelajaran
harus dapat disampaikan secara menyeluruh. 8.
Kemampuan
guru dalam menerapkan IT dalam pembelajaran. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini |
Aksi: Langkah-langkah yang digunakan
untuk menghadapi tantangan: 1.
Guru menerapkan model pembelajaran inovatif melalui model Problem
Based Learning dengan sintaks sebagai berikut: a. Mengorientasi siswa kepada masalah
dengan mencermati video anekdot dan materi aspek kebahasaan teks anekdot melalui
tayangan PPT dan kegiatan berliterasi melalui buku siswa dan melakukan tanya
jawab. b. Mengorganisasikan siswa untuk
berdiskusi menyelesaikan masalah mengenai analisis aspek kebahasaan dalam
LKPD yang sudah disiapkan. c. Guru memberikan bimbingan dalam
kelompok diskusi. d. Siswa mengembangkan dan menyajikan
hasil karya melalui presentasi kelompok. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah dalam menganalisis aspek kebahasaan teks anekdot. 2.
Sumber daya yang diperlukan di antaranya sebagai berikut: a. Buku paket Bahasa Indonesia kelas
X. b. Video anekdot “Guru Mah Bebas”. c. LCD/Proyektor 3.
Memilih strategi pembelajaran menggunakan video yang menarik yang
mengandung TPACK dan pengguanaan media PPT. 4.
Pihak yang terlibat dalam praktik PPI aksi 1: a. Siswa kelas X TKJ B sebanyak 16
anak sebagai siswa model. b. Teman sejawat, di antaranya: 1) Betty Kusumawati, S.Pd yang
membantu menyetting tempat dan berbagai alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran. 2) Umiyarti Solikhah, S.Pd yang
membantu dalam proses perekaman video dan memantau google meet. 3) Diandini Etika Permatasari (petugas
perpustkaan) yang membantu dalam proses perekaman video dan editing. |
Refleksi Hasil dan
dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain
terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan
atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut |
Refleksi hasil dan dampak PPI 2: Pembelajaran menganalisis aspek kebahasaan
teks anekdot dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat berjalan dengan efektif. Siswa mampu terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran. Apalagi, di awal pembelajaran siswa juga disuguhkan dengan video
anekdot yang menarik dan menggelitik. Pemutaran video anekdot tersebut dapat
membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa juga lebih
mudah menangkap informasi yang berkaitan dengan aspek kebahasaan teks anekdot
melalui video yang ditampilkan. Melalui pembelajaran PBL
dan media berbasis IT, siswa juga bisa lebih mudah memahami aspek
kebahasaan. Siswa sangat antusias dalam memberikan contoh-contoh dari
masing-masing aspek kebahasaan yang terdapat pada teks anekdot. Setelah
kegiatan tanya jawab, siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok diskusi.
Kemudian mendiskusikan teks anekdot yang disediakan dalam LKPD. Siswa
terlibat dalam diskusi secara aktf dan berani mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Siswa juga berlatih untuk memberikan tanggapan dan
bagaimana cara merespon tanggapan kelompok lain dengan baik. Dengan pembelajaran ini,
hasil belajar siswa mengalami kenaikan dengan rata-rata nilai 85. Penerapan
model pembelajaran PBL dan media berbasis IT ini tentunya membawa
dampak positif, baik bagi siswa, guru, sekolah, maupun masyarakat. Pembelajaran ini membawa
dampak positif bagi beberapa pihak, di antaranya sebagai berikut: 1. Bagi guru a. Guru menjadi lebih kreatif dan
inovatif. b. Guru mampu menciptakan suasana yang
lebih hidup karena mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif didukung
dengan penerapan media berbasis IT yang menarik minat siswa untuk belajar. c. Guru dapat mengevaluasi siswa dalam
pembelajaran secara lebih objektif. 2. Bagi siswa a. Siswa percaya diri untuk menyampaikan
pendapat, ide, gagasan melalui diskusi kelompok dalam menganalisis aspek
kebahasaan teks anekdot. d. Siswa lebih aktif dan kreatif. e. Hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. 3. Bagi sekolah Penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning ini dapat diterapkan oleh guru lain yang belum
menerapkan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran |