BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan
dalam proses pembelajaran merupakan hal yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan
di sekolah. Dalam era globalisasi saat ini, penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus harus didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas
tinggi. Sebagai salah satu ilmu dasar, Bahasa Indonesia telah berkembang pesat
baik materi maupun kegunaannya. Namun sayang, sampai saat ini Bahasa Indonesia
dipandang sebagai mata pelajaran yang tidak penting, membosankan, dan tidak
menyenangkan.
Komponen
utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa. Bila ditinjau dari
komponen guru, agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat membimbing
siswa sedemikian rupa sehingga para siswa dapat mengembangkan pengetahuan
mereka sesuai mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk mencapai hal tersebut,
guru dituntut mengetahui secara tepat dimana posisi pengetahuan siswa pada awal
mengikuti proses pembelajaran.
Ditinjau
dari komponen siswa, keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh konsep-konsep
yang relevan, yaitu konsep-konsep yang harus diketahui siswa sebelum
mempelajari materi tertentu. Misalnya, sebelum belajar menulis paragraf
deskripsi, siswa harus mampu menulis kalimat dan membaca. Konsep-konsep baru
akan sulit dipahami bila konsep-konsep yang relevan belum bisa dimiliki siswa.
Kegagalan siswa di kelas sering disebabkan karena ketidakdisiplinan mengenai
konsep yang relevan tersebut.
Sampai
saat ini masih banyak argument dari para siswa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia
itu tidak menarik dan membosankan. Hal ini adalah persepsi yang negatife
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Persepsi ini ada pada setiap jenjang
pendidikan. Banyak hal yang dapat dikaji untuk mengungkap hal tersebut, mungkin
bersumber dari strategi dan metode pembelajaran yang kurang tepat.
Persepsi
negatif tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut dapat menimbulkan
minat dan motivasi siswa dalam mempelajari materi yang tersaji pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia menjadi berkurang. Siswa menjadi tidak tertarik
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap sepele, membosankan, dan
tidak menarik. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam mempelajari mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam
menulis paragraf deskripsi.
Kemampuan
penguasaan materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang masih rendah juga
terjadi di SD Negeri Saren 1, terutama dalam materi menulis. Hal ini dapat
dilihat dari keaktifan siswa di dalam kelas. Hal ini disebabkan karena adanya
persepsi negatif tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menyebabkan
rendahnya kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa.
Untuk
mengatasi hal tersebut, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam
proses pembelajaran hendaknya guru mampu memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Agar siswa belajar aktif,
hendaknya pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan dengan menarik
minat siswa, penggunaan metode yang tepat, media sebagai sarana yang efektif
dalam menyampaikan pembelajaran walaupun sederhana.
Media gambar seri dinilai efektif dalam proses pembelajaran.
Gambar seri memiliki keunggulan, misalnya gambar bersifat konkrit, gambar dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu, Media gambar dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan, Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dan Gambar harganya murah,
serta mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus (Sadiman, 2011:29). Maka
dari itu, Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan
perhatian terhadap materi yang disampaikan.
Beradasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi
melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V di SD Negeri Saren I.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam peneltian ini adalah:
1.
Faktor apa saja yang dapat menghambat
kemampuan menulis paragaraf deskripsi pada siswa kelas V di SD Negeri Saren I?
2.
Apakah penggunaan media gambar seri
dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas V di
SD Negeri Saren I?
C.
Tujuan
Peneltian ini, bertujuan untuk:
1.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat
kemampuan menulis pargaraf deskripsi pada siswa kelas V di SD Negeri Saren I.
2.
Mengidentifikasi penggunaan media gambar
seri terhadap keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf
deskripsi pada siswa kelas V di SD Negeri Saren I.
D.
Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1.
Mengetahui faktor-faktor yang menghambat
kemampuan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas V di SD Negeri Saren I.
2. Meningkatkan kemampuan
menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas V di SD Negeri Saren I.
3. Menciptakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
4. Meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.
5.
Meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik dalam materi menulis.
BAB
II
Landasan
Teori
A. Dasar Teori
1.
Hakikat Menulis
a.
Pengertian
Menulis
Menulis dimaksudkan
sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu
dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut,
ekspresif, enak dibaca dan bisa dipahami oleh orang lain. (Marwoto:1985:12)
Sedangkan Bobby
DePorter dan Mike Hernacki (2003:1) mengungkapkan bahwa menulis merupakan
aktifitas otak kanan (emosional) dan aktifitas otak kiri (logika). Keduanya
memiliki peran dalam ketrampilan menulis.
Berdasarkan kedua
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan seseorang
untuk menuangkan idea tau gagasan dan dalam proses tersebut melibatkan otak
kanan dan otak kiri yang saling berhubungan.
b.
Syarat-syarat
Menulis
Syarat-syarat menulis
menurut Marwoto (1985:16) adalah sebagai berikut:
i. Kita
harus kaya akan ide, ilmu pengetahuan, pengalaman hidup.
ii. Disamping
memiliki pengetahuan yang mendalam dan luas serta pengalaman hidup yang kaya,
kita harus memiliki intuisi yang tajam dan jiwa yang arif.
iii. Kita
harus memiliki kekayaan berbahasa, betapapun faktor bahasa tetap merupakan
faktor dominan dan modal prima dalam dunia tulis-menulis.
2.
Hakikat
Paragraf
a.
Pengertian
Paragraf
Menurut Akhadiah dkk
(1991:144) paragraf merupakan inti penuangan pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat
dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat-kalimat penjelas sampai pada
kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan.
Definisi lain menurut
Keraf (1997:51), menyebut paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalah
kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan
himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam satu rangkaianuntuk
membentuk sebuah ide.
Berdasarkan kedua
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraph adalah sebuah karangan
pendek yang terdiri dari kalimat penjelas sampai dengan kalimat penutup. Ia
merupakan suatu kalimat yang saling bertalian dan membentuk sebuah ide.
b.
Macam-macam
Paragraf
Berdasarkan tujuan dan
sifatnya, paragraf dibedakan menjadi 5 macam, yaitu: paragraf deskripsi,
narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi (Wiyanto, 2006:64).
i.
Deskripsi, berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan,
memerikan, atau melukiskan. Paragraph deskripsi adalah paragraph yang bertujuan
memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,
peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan oleh penulis.
ii.
Narasi (Narration) secara harafiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf
narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf kadang-kadang mirip
dengan paragraf deskripsi. Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada
tokoh yang diceritakan.
iii. Eksposisi,
bertujuan memaparkan menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan
menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan/desakan agar pembaca mau
mengikutinya.
iv. Argumentasi,
diturunkan dari verba to argue (Ing)
yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan. Paragraf argumentasi
bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis pada
pembaca. Untuk meyakinkan baha yang disampaikan penulis itu benar, penulis
menyertakan bukti, contoh dan berbagai alasan yang sulit dibantah.
v.
Persuasi, dirurunkan dari verba to persuade yang artinya membujuk atau
menyarankan. Paragraf persuasi persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan
alasan, bukti, contoh, untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan
ajakan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca.
c. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi
berasal dari verba to describe yang
artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah
paragraf yang bertujuan untuk memberikan kesan/impresi kepada para pembaca
terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang sedang ingin
disampaikan oleh penulis. (Wiyanto, 2006:64).
Hal senada diungkapkan
oleh Marwoto (1985:167) yang menyatakan bahwa deskripsi adalah wacana yang yang
terutama digunakan untuk membangkitkan impresi atau kesan tentang seseorang,
tempat, suatu pemandangan, dan yang semacam itu.
Berdasarkan kedua
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf deskripsi adalah paragraf
yang bertujuan untuk membangkitkan impresi terhadap suatu objek kepada para
pembaca yang ingin disampaikan oleh penulis.
3.
Media
dalam Pembelajaran
a.
Hakikat
Media
Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
Banyak batasan yang
diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Biggs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Buku, film, kaset, film bingkai adalah contohnya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apapun batasan yang
diberikan, ada persamaan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan beberapa
pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala jenis komponen
yang digunakan untuk menyalurkan pesan/informasi yang merangsang siswa untuk
belajar sehingga proses pembelajaran terjadi.
b.
Karakteristik
Media
Untuk tujuan-tujuan
praktis, berikut adalah karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai
dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
i.
Media Grafis, media grafis termasuk
media visual. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol visual. Contoh media grafis adalah gambar/foto, sketsa, diagram,
bagan/chart, grafik/graphs, kartun, poster, papan flannel/flannel board, papan bulletin/bulletin board.
ii.
Media Audio, berbeda dengan media
grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal (ke dalam
kata-kata/ bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat
kita kelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita
magnetic, laboratorium bahasa.
iii.
Media Proyeksi Diam, media proyeksi diam
(still proyected medium) mempunyai
persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan
visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam proyeksi
diam. Perbedaan yang jelas diantara mereka adalah pada media grafis dapat
secara langsung brinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media
proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat
dilihat oleh sasaran terlebih dahulu. Beberapa jenis media proyeksi diam antara
lain film bingkai/slide, film
rangkai/film strip, overhead proyektor,
proyektor opaque, tachitoscope,
microprojection dengan microfilm.
c. Media Gambar Seri
Guru dapat menyampaikan
pelajaran dengan menggunakan media gambar sebagai pendukung. Penggunaan media
gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang
disampaikan.
Media gambar dapat
berupa media gambar seri maupun gambar lepas. Gambar berseri merupakan sejumlah
gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan
adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan yang lainnya, sedangkan
gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi ataupun tokoh dalam
cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar
satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan. (Ella Farida Tizen, 2008)
Bebarapa kelebihan
media gambar antara lain sebagai berikut:
i. Sifatnya
konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan media
verbal lainnya
ii. Gambar
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa
dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke
objek/peristiwa tersebut. gambar dapat mengatasi hal tersebut
iii. Media
gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun
yang tidak mungkin kita tlihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan
jelas dalam bentuk gambar
iv. Gambar
dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
v. Gambar
harganya murah dan mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
(Sadiman, 2011:29).
B. Penelitian Terdahulu
Suyatinah dalam jurnal
penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di
Kelas II SD Negeri Ngaglik Sardonoharjo Dengan Menggunakan Pendekatan Proses
dan Media Gambar menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran menulis dengan media gambar berhasil meningkatkan : (1)
ketrampilan menulis siswa naik sebesar 17,44 dari skor rata-rata 55,43 menjadi
71,87 ; (2) motivasi belajar naik sebesar 33,4%, dari 63,3% menjadi 69,7% ; (3)
perhatian naik sebesar 30% , dari 66,7% menjadi 96,7% ; (4) aktivitas siswa
mengalami peningkatan sebesar 56,6%, dari 36,7% menjadi 93,3%.
Sementara itu, Anik
Maryani (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Ketrampilan
Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Ilustrasi pada Siswa Kelas X
TKR 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 menjelaskan bahwa
hasil penelitian ini secara umum menggambarkan bahwa pembentukkan dan pengembangan
paragraf lebih dominan bersifat deduktif (kalimat topik pada awal paragraf)
daripada sifat yang lain. Berkaitan dengan linieritas da koherenitas wacana,
maka pada paragraf pembuka antara sifat linier dan koheren dengan tidak linier
dan koheren sama-sama dominan. Pada paragraf penghubung bersifat linier.
BAB
III
Metodologi
Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini menekankan pada perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
menulis paragraf deskripsi pada siswa. Maka, jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Homkins memakai istilah classroom Research In Action atau Classroom Action Research pada saat penelitian itu memasuki
tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan, dengan alasan bahwa istilah
penelitian kelas mengingatkan kepada penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti pendidikan (educational
researchers) dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitian yang
berada di luar orbit kehidupan mereka (Hopkin, 1993:8). Istilah educational action research (Kemmis,
1993) dipakai juga untuk jenis penelitian tindakan yang dilakukan untuk
menghadapi berbagai masalah dan isu pendidikan. Dalam perkuliahan sehari-hari,
istilah yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu
Penelitian
Penelitian ini akan
dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2012/2013, dimulai pada 2-4 Juli
2012.
2.
Tempat
Penelitian
Penelitian ini akan
dilaksanakan di SD Negeri Saren I, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
C. Data dan Sumber Data
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data yang berkaitan
dengan penggunaan gambar seri dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf
deskripsi.
Sumber
data yang digunakan adalah berupa dokumen. Ada berbagai macam dokumen yang
dapat digunakan untuk membantu sebuah penelitian dalam mengumpulkan data
penelitian, yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas.
Menurut Goetz dan LeComte (1984) dokumen yang menyangkut para partisipan
penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar. Dalam penelitian
ini sumber data yang diperlukan adalah Silabi dan rencana pembelajaran, laporan
tugas siswa, bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran,
dan data nilai mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Saren I,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data.
Teknik yang digunakan antara lain:
1.
Observasi
Pada umumnya, observasi
adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori, seperti yang dikemukakan
Karl Popper (Hopkins, 1993:77).
Observasi ini dilakukan secara langsung pada peserta didik kelas V SD
Negeri Saren I, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Observasi dilakukan
untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
2.
Test
Dalam penelitian ini,
test dilakukan setelah pembelajaran selesai. Test dilakukan secara terbuka dan
tertulis. Test ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa kelas V
SD Negeri Saren I pada materi menulis paragraf deskripsi pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
3.
Wawancara
Teknik ini dilaksanakan
untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia pada materi menulis. Wawancara dilakukan kepada guru kelas V SD
Negeri Saren 1. Peneliti mencari informasi mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan kurang optimalnya kemapuan siswa dalam menulis sebuah pargagraf
deskipsi.
Menurut Hopkins (1993:125)
wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang orang lain.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik
cuplikan atau sampling dalam penelitian kualitatif berbeda dengan sampling
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi
sampel bertujuan atau purposive sampling
(Slamet.St.Y dan Suwarto, 2007:49).
Penelitian
ini termasuk dalam penelitian kualitatif, maka teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan sampling
bukan secara individu tetapi secara klaksikal yaitu seluruh siswa kelas V SD
Negeri Saren 1.
F. Teknik Analisis Data
Goetz
dan LeComte (1984) menjelaskan tentang analisis data kualitatif atau “berteori”
mengenai kategori abstrak dan hubungannya. Hal ini penting, karena akan
membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi
yang berlangsung di dalam kelas yang ditelitinya.
Dalam
penelitian ini, data yang dianalisis adalah berupa nilai test tertulis yang
dilaksanakan stelah pembelajaran selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Marwoto.dkk.
1985. Komposisi Praktis. Yogyakarta:
PT. Hanindita.
Bobbi
DePorter and Mike Hernacki. 2003. Quantum
Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Nasucha,
Yakub Drs. dkk. 2011. Bahasa Indonesia:
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Sadiman,
Arief S. 2011. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Suyatinah.
Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di Kelas II SD Negeri Ngaglik
Sardonoharjo Dengan Menggunakan Pendekatan Proses dan Media Gambar. Jurnal Penelitian dan Evaluasi. 2003.
Nomor 6 tahun V. 128-140.
Maryani,
Anik. 2011. Peningkatan Ketrampilam Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Media
Gambar Ilustrasi pada Siswa Kelas X TKR 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun
Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ST.Y.Slamet dan
Suwarto. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif.
Surakarta: UNS Press.
Wiriaatmadja,
Rochiati.Prof. 2010. Metode Penelitian
Tindakan Kelas Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.