ANALISIS GAYA BUNYI DAN GAYA KATA
PADA LAGU “TERPURUK KU DI SINI” KLA
PROJECT
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Stilistika
Pengampu:
Dr. Ali Imron Al Ma’ruf, M.Hum.
Disusun
Oleh:
Norma Tri Wibawati (A.310110017/
VI A)
Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014
Terpuruk Ku di Sini
Kla
Project
I.
Setetes embun di daun lamban bergulir
Ketika jatuh ke tanah, terserap musnah
Begitu
pun hatiku, diayun bimbang jawabmu
Terhempas
dan hampa, tak terkira
II.
Mentari tersaput mega, enggan bersinar
Menusuk
angin ke arah raga, jiwa gemetar
Terpuruk
ku di sini, dipeluk bimbang sikapmu
Membeku
dan sara, tak terkira
III.
Adalah
kau tuangkan cinta
ke
dalam tungku yang tengah panas menyala
adalah
kau padamkan bara
Tatkala
hangat mulai membuai jiwa
IV.
Terhempas bimbang sikapmu
Terpuruk
ku di sini, di pelukan bimbang jawabmu
Membeku
dan sara, tak terkira
V.
Adalah kau kau tuangkan cinta
ke
dalam tungku yang tengah panas menyala
adalah
kau padamkan bara
Tatkala
hangat mulai membuai jiwa
VI.
Terhempas bimbang sikapmu
Menggigil
palung hati, di pelukan bimbang jawabmu
Terpuruk
ku di sini, di hempas bimbang sikapmu
Membeku dan sara, tak terkira
Analisis Lagu “Terpuruk ku Di Sini”
Kla Project:
a. Gaya
Bunyi
Gaya
bunyi pada lagu berjudul “Terpuruk Ku di Sini” karya Kla Project adalah sebagai
berikut:
Pada
Bait I diakhiri rima b-a-c-a
Pada
bait II diakhiri rima a-a-c-a
Pada
bait III diakhiri rima a-a-a-a
Pada
bait IV diakhiri rima c-c-a
Pada
bait V diakhiri rima a-a-a-a
Pada
bait VI diakhiri rima c-c-c-a
Pada
bait I, II, VI dalam baris ketiga dan keempat terdapat pengulangan rima yang
sama, yaitu rima c dan a. Baris ketiga dan keempat pada bait ke II dan VI tersebut kata dan kalimatnya
sama, yaitu:
Terpuruk ku di sini,
dipeluk bimbang sikapmu
Membeku dan sara, tak
terkira
Pada
bait pertama:
Begitu pun hatiku,
diayun bimbang jawabmu
Terhempas dan hampa,
tak terkira
Meskipun kalimatnya berbeda, tetapi
sangat unik karena rimanya sama dan mengulang kalimat tak terkira. Pengulangan kalimat tak terkira mendominasi keseluruhan bait pada lagu tersebut, yaitu
pada bait I, II, IV, dan IV. Bait ke V mengulang bait ke III. Bait tersebut
diakhiri bunyi /a/ dan kalimatnya sama. Bait
ke III dan V tersebut terdiri dari empat baris, uniknya pada baris pertama dan
ketiga mengulang kata adalah. Pengulangan
kata dan kalimat yang mendominasi lagu tersebut menambah nilai estetis lagu.
Fonem /u/ mendominasi keseluruhan lagu
tersebut. Lirik-lirik yang didominasi oleh fonem /u/ di akhir kata pada lagu
tersebut menggambarkan suasana sendu atau kesedihan.
b. Gaya
Kata
Pilihan
kata/ diksi digunakan untuk menciptakan efek makna tertentu. Secara
keseluruhan, bahasa konotataif dimanfaatkan oleh pencipta lagu “Terpuruk Ku di
Sini” dalam menciptakan lagunya agar lebih bernuansa estetik.
Ada
beberapa bahasa kias yang terdapat dalam lagu tersebut, misalnya:
Begitu pun hatiku,
diayun bimbang jawabmu
Mengandung bahasa kias yang berupa majas
metafora. Seseorang yang menanti sebuah jawaban yang tak pasti. Jawaban itu
seperti pada saat bermain ayunan, kadang maju kadang mundur, kadang diayun
pelan kadang diayun kencang. Jawaban yang tak pasti itu kemudian membuat hati
menjadi bimbang.
Bahasa kias berupa majas metafora juga
nampak pada lirik Mentari tersaput mega,
enggan bersinar. Penggambaran hati yang tengah gundah atau bersedih seperti
suasana langit yang mendung karena cahaya matahari tidak muncul akibat awan
mendung yang menutup sinarnya.
‘Adalah kau tuangkan cinta ke dalam tungku yang
tengah panas menyala’ mengandung bahasa kias berupa majas
metafora. Merupakan penggamabaran perasaan cinta yang diberikan oleh seseorang
yang begitu membara. Hati diibaratkan seperti tungku yang menyala sehingga
cinta yang yang tumbuh di hati pun kian membara.
Bahasa
kias berupa majas personifikasi dimanfaatkan dalam baris pertama bait I lagu
tersebut. Setetes embun di daun lamban
bergulir, merupakan bentuk
penginsanan langkah kaki manusia yang berjalan lamban. Pada bait II baris kedua menusuk angin ke arah raga, jiwa gemetar seuatu yang diibaratkan
seperti jarum suntik yang menusuk tubuh sehingga jiwanya gemetar.
Bahasa kias berupa majas hiperbola
nampak pada lirik Terpuruk ku di sini, di
hempas bimbang sikapmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar