Sabtu, 15 Agustus 2015

ANALISIS GAYA BUNYI DAN GAYA KATA PADA LAGU “TERPURUK KU DI SINI” KLA PROJECT


ANALISIS GAYA BUNYI DAN GAYA KATA PADA LAGU  “TERPURUK KU DI SINI” KLA PROJECT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Stilistika
Pengampu: Dr. Ali Imron Al Ma’ruf, M.Hum.



logo-ums.jpg
 







Disusun Oleh:
 Norma Tri Wibawati                       (A.310110017/ VI A)



Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014


Terpuruk Ku di Sini
Kla Project
I.              Setetes embun di daun lamban bergulir  
Ketika jatuh ke tanah, terserap musnah
Begitu pun hatiku, diayun bimbang jawabmu
Terhempas dan hampa, tak terkira

II.           Mentari tersaput mega, enggan bersinar
Menusuk angin ke arah raga, jiwa gemetar
Terpuruk ku di sini, dipeluk bimbang sikapmu
Membeku dan sara, tak terkira

III.        Adalah  kau tuangkan cinta
ke dalam tungku yang tengah panas menyala
adalah kau padamkan bara
Tatkala hangat mulai membuai jiwa

IV.        Terhempas bimbang sikapmu
Terpuruk ku di sini, di pelukan bimbang jawabmu
Membeku dan sara, tak terkira

V.           Adalah kau kau tuangkan cinta
ke dalam tungku yang tengah panas menyala
adalah kau padamkan bara
Tatkala hangat mulai membuai jiwa

VI.        Terhempas bimbang sikapmu
Menggigil palung hati, di pelukan bimbang jawabmu  
Terpuruk ku di sini, di hempas bimbang sikapmu  
Membeku dan sara, tak terkira

Analisis Lagu “Terpuruk ku Di Sini” Kla Project:
a.    Gaya Bunyi
Gaya bunyi pada lagu berjudul “Terpuruk Ku di Sini” karya Kla Project adalah sebagai berikut:
Pada Bait I diakhiri rima b-a-c-a
Pada bait II diakhiri rima a-a-c-a
Pada bait III diakhiri rima a-a-a-a 
Pada bait IV diakhiri rima c-c-a
Pada bait V diakhiri rima a-a-a-a
Pada bait VI diakhiri rima c-c-c-a

Pada bait I, II, VI dalam baris ketiga dan keempat terdapat pengulangan rima yang sama, yaitu rima c dan a. Baris ketiga dan keempat pada bait  ke II dan VI tersebut kata dan kalimatnya sama, yaitu:

Terpuruk ku di sini, dipeluk bimbang sikapmu
Membeku dan sara, tak terkira
  Pada bait pertama:
Begitu pun hatiku, diayun bimbang jawabmu
Terhempas dan hampa, tak terkira
Meskipun kalimatnya berbeda, tetapi sangat unik karena rimanya sama dan mengulang kalimat tak terkira. Pengulangan kalimat tak terkira mendominasi keseluruhan bait pada lagu tersebut, yaitu pada bait I, II, IV, dan IV. Bait ke V mengulang bait ke III. Bait tersebut diakhiri bunyi /a/ dan kalimatnya sama. Bait ke III dan V tersebut terdiri dari empat baris, uniknya pada baris pertama dan ketiga mengulang kata adalah. Pengulangan kata dan kalimat yang mendominasi lagu tersebut menambah nilai estetis lagu.
Fonem /u/ mendominasi keseluruhan lagu tersebut. Lirik-lirik yang didominasi oleh fonem /u/ di akhir kata pada lagu tersebut menggambarkan suasana sendu atau kesedihan.

b.    Gaya Kata
Pilihan kata/ diksi digunakan untuk menciptakan efek makna tertentu. Secara keseluruhan, bahasa konotataif dimanfaatkan oleh pencipta lagu “Terpuruk Ku di Sini” dalam menciptakan lagunya agar lebih bernuansa estetik.
Ada beberapa bahasa kias yang terdapat dalam lagu tersebut, misalnya:
Begitu pun hatiku, diayun bimbang jawabmu
 Mengandung bahasa kias yang berupa majas metafora. Seseorang yang menanti sebuah jawaban yang tak pasti. Jawaban itu seperti pada saat bermain ayunan, kadang maju kadang mundur, kadang diayun pelan kadang diayun kencang. Jawaban yang tak pasti itu kemudian membuat hati menjadi bimbang.
Bahasa kias berupa majas metafora juga nampak pada lirik Mentari tersaput mega, enggan bersinar. Penggambaran hati yang tengah gundah atau bersedih seperti suasana langit yang mendung karena cahaya matahari tidak muncul akibat awan mendung yang menutup sinarnya.
‘Adalah  kau tuangkan cinta ke dalam tungku yang tengah panas menyala’ mengandung bahasa kias berupa majas metafora. Merupakan penggamabaran perasaan cinta yang diberikan oleh seseorang yang begitu membara. Hati diibaratkan seperti tungku yang menyala sehingga cinta yang yang tumbuh di hati pun kian membara.
Bahasa kias berupa majas personifikasi dimanfaatkan dalam baris pertama bait I lagu tersebut. Setetes embun di daun lamban bergulir, merupakan bentuk penginsanan langkah kaki manusia yang berjalan lamban.  Pada bait II baris kedua menusuk angin ke arah raga, jiwa gemetar seuatu yang diibaratkan seperti jarum suntik yang menusuk tubuh sehingga jiwanya gemetar.
Bahasa kias berupa majas hiperbola nampak pada lirik Terpuruk ku di sini, di hempas bimbang sikapmu.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar